Selasa, Oktober 28, 2008

Iseng-iseng ajah..

Coba utak-atik foto di Flickr. Dan inilah hasilnya. Just a few, cuma sekedar mau tau aja gima cara edit foto. Wuih ternyata perlu imajinasi dan kudu kreatip. Dan inilah hasil editan amatiran...hahaha... Ga kreatip and ga imajinatip...heehehe..






The original :



Kamis, Oktober 23, 2008

Dan Devi pun Mengambil Kursus itu...

Ya, akhirnya devi pun ikut kursus bikin kue. Sesuai dengan kemampuan, kursus yang diambil pun judulnya mengenal Cake Dasar. Materi yang diajarkan adalah cake-cake dasar yang nantinya bisa dimodifikasi menjadi berbagai macam kue. Kursus ini devi ambil di Natural Cooking Club (NCC). Lokasinya di Matraman di rumah sang pengajar, suhunya cooking dan baking, Fatma Bahalwan. Sebenarnya NCC juga mengadakan kursus di dua tempat lainnya, yaitu di Toko Bahan Kue (TBA) Titan di Fatmawati dan TBA Jojo di Bintaro. Padahal devi lebih deket yang ke Fatmawati, tapi karena dari segi waktu dan materinya paling cocok yang Matraman maka devi ngambil yang di sana. Kalo mau tahu tentang kursus-kursus NCC dan jadwalnya bisa dilihat di sini.

Ini adalah kursus memasak pertama yang devi ikuti, dan agak sedikit terkejut karena ternyata tempatnya adalah di sebuah rumah. Devi kira tempatanya itu toko-toko atau ruko. Sebelum pergi ke sana devi tanya dulu ke
Ira, yang sudah lebih lama berguru di sana, arah serta patokan menuju ke sana. Ternyata ga sulit-sulit amat. Sempet bingung sih rumahnya yang mana tapi kalau nanya orang sana pasti tau dimana rumah yang suka jadi tempat belajar masak. Begitu juga devi yang baru mau bilang numpang nanya tau-tau orang yang ditanya udah nebak duluan mau nyari tempat yang buat belajar masak ya?...hehehe... Mungkin udah belasan orang nanya pertanyaan yang sama ke dia hari itu.

Karena tempat kursusnya di rumah itu jadi suasannya lebih enak dan santai. Yang ngajar pun ngajarnya enak dan jelas. Dan yang lebih penting dia suka ngasih tips-tips yang gampang untuk diikuti. Ketahuan sekali kalau bu Fatma itu orang sudah malang melintang di dunia masak memasak ini. Berbagai pertanyaan bisa dijawabnya dengan mudah, dan ya itu selalu disertai dengan tips-tips. Melihatnya menguleni adonan, caranya memecahkan telur, gerakannya meraih berbagai peralatan dan apa yang harus dilakukan selanjutnya kentara sekali kalau sudah ratusan kue dihasilkan dari tangannya yang terampil. Duh klo liat bu Fatma beraksi bikin kue kayaknya gampang aja dan pasti jadi dengan sempurna. Padahal yang dipraktekin tuh cake-cakenya aja belum apke hiasan, tapi udah keliatan cantik aja. Dan yang pastinya hasilnya rapi.

Pulang dari sana bawaannya pingin langsung praktek, tapi apa daya dua minggu ke depan setelah kursus itu devi lagi ngungsi di Pulo Gebang. Eyang sejak tanggal 24 Oktober pergi ke Palembang dan baru balik tanggal 22 Oktober. Karena kita baru bisa pindah-pindahannya di weekend aja maka jadilah kita ngungsi selama dua minggu. Waktu itu rasanya gemesss banget ga bisa langsung praktek karena di Pulo Gebang ga ada "peralatan perang" buat baking2-an". Yo wis, sabar aja. Di Lebak Bulus pasti jadi ajang pelampiasan bikin kue....hehehe...

Lebih lengkap tentang kursus yang devi ikuti waktu itu bisa dilihat
di sini.

Rabu, Oktober 08, 2008

Qaisha, the Stuntbaby : Cerita Idul Fitri 1429H

Yup, itulah julukan Qaisha sekarang ini. Usianya belum lagi genap 17 bulan, tapi polahnya sudah bikin kami berpikir nanti besarnya Qaisha bakal jadi pemanjat tebing atau stuntman eh stuntwoman. Bagaimana tidak? Segala sesuatunya harus dibuat menantang bagi dia. Naik motor tidak lagi bisa duduk manis, sekarang harus ada aksi-aksi akrobat macam satu kaki di stang motor, satunya di tempat duduk dan satu tangan melambai-lambai. Duduk di troley yang ada mobil-mobilannya jangan harap mau masuk dengan cara normal dari pintu yang terbuka, tapi memanjat dari pintu yang satunya (bukan untuk masuk) justru jadi pilihannya. Atau juga aksi-aksinya yang tiba-tiba meloncat keluar dari troley tadi tanpa ba bi bu.

Devi dan ayah baru menyadari bahwa ternyata Qaisha termasuk anak yang tidak bisa diam. Setelah diobservasi mendalam (ehem...ehem..) ternyata ia hanya bertahan diam paling lama 15 detik itupun jika lagi nenen. Selebihnya jangan harap bisa melihat dia duduk manis. Waktu makan pun harus diiringi aksi naik turun kursi biar dia mau makan. Oma cantik yang dari Palembang juga sempat gemas melihatnya ketika berkunjung waktu lebaran kemarin. Masih mending jika Qaisha sudah bisa berjalan lurus dengan baik dan benar, tapi dia sudah terkenal dengan bayi yang tidak melihat jalan kalo lagi jalan dan lari (apa siiihhh??) alias nabrak sana sini, kesandung ini itu. Kami sepakat tiga jahitan (operasi) tampaknya hanya menunggu waktu saja...hehehe... (Amit-amit, mudah-mudahan enggak ya).

Dari umur 11 bulan Qaisha sebenernya paling takut sama ayam. Dia takut denger suara kokokan ayam yang tiba-tiba. Tapi sekarang, ga tau kenapa, dia malah paling sering ngomong ayam. Klo ayah pulang dan kita tanya itu siapa yang pulang, jawabnya ayam, klo lagi main-main sendiri tiba-tiba dia datang ke devi lalu bilang ayam, atau bahkan tidak ada apa-apa tiba-tiba satu kata itu meluncur begitu saja tanpa ada hujan atau angin.

Qaisha juga sudah pandai menggerak-gerakan tangannya untuk menunjukkan suatu binatang, seperti kelinci dengan menaruh kedua tangannya di atas kepala, meliuk-liukkan satu tangan sambil mendesis pelan untuk menunjukkan ular, berkata aum untuk harimau, puss untuk kucing, mbee untuk kambing dan mengangguk-anggukkan kepala untuk kuda (seperti orang yang lagi naik kuda maksudnya).

Keahlian mimiknya berlaku untuk ekspresi marah dengan mengeluarkan suara hmmm, mengedip-ngedipkan mata untuk mata genit, suara ehe..ehe.. untuk nangis, dan yang paling menggemaskan ekspresi gregetnya. Devi paling seneng liat dia begitu. Luchuu! Tapi paling seneng klo liat dia denger suara adzan. Dia langsung mengangkat tangan sebagai posisi berdoa lalu mengusapkan ke wajah yang berarti amin. Meskipun lagi tidur klo adzan terdengar dia langsung membuka mata dan mengangkat tangan. Kalau adzannya selesai dia balik tidur lagi deh.

Sekarang berlanjut ke cerita libur lebaran yang baru lewat ini. Idul Fitri tahun ini sebenernya biasa saja. Devi, ayah dan Qaisha hanya pergi mengunjungi embah di sunter pada hari pertama lebaran. Kami tak sempat berkunjung ke rumah oma yang di Bogor yang setiap tahun devi kunjungi waktu lebaran sebelum devi menikah. Tapi yang membuat istimewa adalah keputusan devi untuk cuti cukup lama dari seminggu sebelum lebaran dan tambahan satu hari lagi setelah cuti bersama. Total libur devi kurang lebih 2 minggu. Lumayan lama kan? Dan seluruh waktu itu devi puas-puasin main sama Qaisha. Tapi ya begitulah, kalo ada ibunya dia lebih banyak mentil (maap)...hehehe...

Maksud hati libur puasa mau masak berbagai kue, tapi cuma berjalan selama dua hari saja, selebihnya devi kurang sehat sehingga menguapkan semangat memasak devi. Tapi meski begitu, satu puding yang devi bikin dan sempat dikasih tetangga sempet juga lho ditanyain resepnya..hehehe.. Awal Ramadhan sempet niat mo bikin kue istimewa untuk lebaran nanti, tapi setelah sempat cake-nya gagal dua kali, jadi urung deh. Akhirnya balik lagi mesen kue Ira yang dulu pernah devi pesen juga untuk ultahnya Qaisha. Kali ini requestnya rada-rada istimewa, karena devi pingin sesuatu yang beda. Devi akhirnya pesen cupcake bertema Idul Fitri, sekalian iseng mo bikin tantangan buat ira...hehehe... Walhasil oke juga lho. Cupcakenya ga mengecewakan meskipun sempet ada kendala pengiriman.







Malam takbiran Devi, ayah dan Qaisha menghabiskan waktu dengan bermain kembang api dan main lari-larian di mesjid. Malam takbiran di kompleks rumah devi memang sudah jauh berkurang kemeriahannya dari waktu dulu devi masih kecil. Tak ada lagi orang yang keliling menabuh beduk dan meneriakkan takbir seperti dulu. Karna tahu akan sepi makanya devi sudah rencana mau bakar kembang api pas malam takbiran biar sedikit rame. Tapi kayaknya bakal lebih rame klo pasang petasan juga...hehehe..

Seperti tahun lalu devi juga tidak bisa ikut sholat Ied karena harus menunggui Qaisha. Qaisha masih belum bangun waktu eyang dan ayah siap-siap berangkat sholat Ied. Udah ketebak Qaisha bakal bangun siang karena malamnya dia kelelahan lari-larian di masjid sehabis main kembang api. So, sambil menunggu ayah dan eyang balik dari sholat Ied devi coba bangunin Qaisha. Agak-agak susah awalnya dan qaisha sempet ngambek waktu tidurnya diganggu, tapi devi punya senjata ampuh buat nenangin dia, yaitu nenen...hehehe.. Sambil nenen devi ajak ngobrol dia tentang hari apa hari itu, mau ada acara apa aja hari itu dan kenapa Qaisha harus segera siap-siap. Setelah itu devi ajak main ciluk ba. Qaisha paling seneng main ciluk ba. Meskipun lagi nangis atau lagi apa, tapi klo diajak main ciluk ba moodnya dia langsung berubah, dia langsung ketawa-ketawa memperlihatkan gigi-ginya yang semakin lengkap.

Pas ayah dan eyang pulang Qaisha udah siap dengan baju barunya. Udah mandi, udah wangi, udah rapi dan siap buat halal bi halal di mesjid. Thanks untuk Mama Bintang & Luna, Qaisha punya baju lebaran yang indah tahun ini. Baju muslim Pink dengan jilbab senada yang lucu. Sejak mesjid di dekat rumah berdiri tradisi keliling ke rumah-rumah tetangga sudah tidak ada lagi, sebagai penggantinya kita semua kumpul di mesjid dan bersalam-salaman di sana. Kecuali klo ada yg telat atau ga bisa datang ke mesjid baru deh dia keliling mengunjungi rumah tetangga satu persatu. Kayak tahun lalu devi ga bisa ikut sholat ied dan halal bi halal ke mesjid karena Qaisha yang belum bangun juga akhirnya harus keliling sendirian. Untung Santi, tetangga devi, ketika itu juga ga sempat ikutan acara ke mesjid. Maka jadilah kita bertiga -Devi, Santi dan Qaisha- keliling ke dua RT.

Sowan ke rumah saudara hanya kami lakukan di hari lebaran pertama saja. Hari kedua dan seterusnya kami habiskan dengan bermain-main bertiga. Selama liburan itu Qaisha juga menikmati naik delman. Kalau denger suara kerincingan delman dia akan langsung menunjuk-nunjuk keluar. Sepertinya Qaisha memang suka dengan kuda. Kalau main di tempat permainan Carefour dia pasti naik permainan kuda atau naik komidi putar. Tapi untuk naik komidi putar kita nunggu dulu ada yang mau masukin koin, jadi numpang maksudnya...hehehe...(emang dasar devi orang tua ga modal...hehehe..).

Nah di hari keempat libur lebaran kita sempet main ke PI Mall dan main di Fun World-nya. Dibandingkan dengan tempat permainan Carefour, di sini mainannya lebih banyak dengan sistem koin yang lebih canggih. Ga perlu masukin koin, tapi harus gosokin kartu. Jadi kita diharuskan beli kartu perdana dulu seharga minimal Rp10.000. Klo habis bisa diisi ulang lagi. Devi perhatikan permainan di sana minimal seharga Rp2.500 sampai yang paling mahal Rp25.000 untuk tempat permainan yang ada kolam bolanya. Di permainan yang ada kolam bolanya ini anak-anak bisa bermain selama setengah jam. Untuk kartu perdananya devi beli Rp20.000 tadinya maksudnya mau main di kolam bola itu, tapi waktu beli kartu perdananya devi masih belum tahu harganya, jadi masih kurang deh. Mau isi ulang lagi tapi kok males ya. Ya sudah akhirnya kita putusin naik komidi putar. Yang ini namanya lebih keren : Merry Go Around. And guess what? Untuk naik itu menghabiskan setengah dari kartu perdana yang devi beli. Wah klo naik di carefour bisa naik tiga kali tuh. Tapi berhubung komidi putar ini pilihan kudanya lebih banyak dan ada juga yang berbentuk mangkok, tidak hanya kuda, serta dengan besar putaran yang juga tiga kali lebih besar dari di Carefour kita sih puas-puas aja. Hahaha...ternyata devi punya modal juga!


Abis naik komidi putar, kita naik kuda yang lain. Kali ini kuda yang dinaikin gerakannya maju mundur aja. Ada dua pilihan kuda yang kecil dan yang besar. Qaisha pilih yang lebih besar dong, kan lebih menantang; menantang untuk jatuh maksudnya...hehehe... Abis itu Qaisha naik mobil pemadam kebakaran. Kali ini maksudnya supaya dia ga bolak-balik manjat mobil kebakaran itu jadi mending kita naikin ke mobil biar dia berhenti bergerak sebentar. Lanjut ke permainan berikutnya kita kembali lagi ke kuda lagi tapi kali ini saudaranya kuda yang terkenal bodoh alias keledai. Untuk yang satu ini harus sedikit berbeda dan dibikin lebih menarik buat Qaisha. Bukannya lihat kedepan dan berpegangan pada leher si keledai, Qaisha malah duduk menghadap belakang dan berpegangan pada beban yang dipikul keledai. Alasannya : biar dapet view yang berbeda...hahaha... Permainan yang terakhir yang dinaikin adalah motor. Kali ini sih buat ngabisin isinya kartu perdana aja..hehehe..

Mempertimbangkan tingkah Qaisha yang ga bisa diam akhirnya kita putuskan untuk melepas Qaisha di lapangan bola. Udah sejak Ramadhan kepikiran buat ngajak main Qaisha di lapangan bola dekat pasar. Kan pasti asik tuh, mau jatuh, mau guling-gulingan, mau lari-lari sok wae lah, lapangannya kan juga lumayan luas. Maka sore hari di hari kelima libur lebaran devi dan ayah akhirnya jadi juga main-main di lapangan bola itu. Syukurnya lapangan bolanya belum ada yang mainin jadi asyik lah kita bertiga main-main di lapangan berumput itu. Senang sih, tapi kita cuma sebentar karena hari sudah mulai sore dan Qaisha belum bobo siang jadi dia kelihatan ga terlalu bersemangat.

Di hari kelima libur lebaran itu paginya devi pergi menjenguk teman kuliah yang baru punya anak, Arief. Karena tak terlalu jauh devi pun membawa Qaisha. Kita berdua pergi dengan 3 orang teman kuliah devi lainnya; Tomo, Eine dan Hendriyan. Ayah tidak ikut karena mau ke dokter. Sepanjang perjalanan di angkot Qaisha hanya diam saja. Rupanya jalan-jalan dan pemandangan yang baru dilihatnya membuatnya diam dipangkuan devi. Di rumah Arief awalnya Qaisha masih malu-malu, ga mau lepas dari devi. Tapi ga berapa lama kemudian dia sudah sibuk bolak-balik lari ke ruang tamu dan kamar tempat si dedek yang baru lahir. Lalu sibuk naikin sepeda yang ada di situ. Hmm.. kayaknya untuk adabtasi tempat baru Qaisha ga butuh waktu lama. Syukurlah dia tidak termasuk anak yang terlalu pemalu.

Hari Minggu pertama setelah lebaran kita pergi ke pasar Mayestik. Karena eyang kangen sama bakso yang ada di sana, maka jadilah kami tiga genarasi -eyang, devi dan Qaisha- pergi jalan-jalan ke sana. Di bis Qaisha jatuh tertidur, bahkan ketika sampai di Mayestik pun dia masih juga tidur. Ada untungnya juga Qaisha tidur, jadi devi bisa makan. Kalo dia bangun, kita malah akan sibuk jagain dia ke sana kemari. Setelah selesai makan baru deh kita bangunin Qaisha. Awal-awalnya dia masih bingung, ga ngenalin tempat. Ga berapa lama kemudian mulai lagi deh pecicilan ke sana kemari.

Liburan yang menyenangkan! Menyenangkan karena devi bisa banyak bermain dengan Qaisha. Qaisha sudah semakin besar sekarang. Wataknya sudah mulai terlihat. Devi dan ayah mulai agak-agak kewalahan menghadapi Qaisha yang suka tiba-tiba ngambek kalau keinginannya ga diturutin. Entah sudah berapa kali dia melakukan aksi tidur di lantai Carefour atau di jalan kalau apa yang dia inginkan tidak dipenuhi. My Qaisha sudah punya keinginan sendiri. Tapi sekarang kalau diajak komunikasi dia sudah mulai mengerti. Kalau diminta melepas sepatu atau sandalnya dia sudah tahu atau minta tolong mengambilkan sesuatu dia juga sudah mengerti.

Cepat besar ya, neng. Semoga jadi anak sholeh. Doa ibu selalu buat Qaisha.

New Pic of Qaisha

Hanya sekedar memanfaatkan pakde yang jago moto...hehehe..
Silahkan dinikmati, tapi dilarang copy paste tanpa menyebutkan sumber.

Cheers