Ya, April tahun ini menjadi April luar biasa. Banyak hal yang terjadi dan sebuah keputusan besar telah devi ambil di bulan itu.
Tahun ini devi memasuki usia kepala tiga. Subhanallah, devi semakin bertambah usia, tapi untuk bertambah bijak kayaknya masih tidak sih...hehehe... Devi masih harus terus belajar, itu sudah pasti. Pekerjaan rumah devi pun masih banyak. Termasuk didalamnya adalah menjadi ibu yang baik bagi Qaisha dan istri yang baik untuk ayah. Bukan hal yang mudah karena definisi baik sangatlah luas. Tapi harapan devi hanyalah agar bisa membahagiakan ayah dan mengantarkan Qaisha -juga adik-adiknya kelak- menjadi hambaNya yang soleh. Ah its such a big job, don't know if I can do it well...
Di bulan yang sama, akhirnya devi memutuskan keluar dari tempat kerja sekarang setelah hampir 6 tahun mengabdi. Ini keputusan yang besar, keputusan yang sulit menimbang segala kemewahan yang devi dapat dari sana. Enam tahun adalah waktu yang cukup untuk menjadikan tempat itu sebagai keluarga kedua.
Selulus kuliah, tentu panggilan dari sebuah perusahaan keuangan nasional besar adalah impian setiap fresh graduate. Dan itu lah yang devi alami. Sebulan setelah wisuda panggilan interview itu datang dan keesokan harinya devi sudah dapat mulai bekerja. Bermula dari karyawan kontrak, lalu berpindah menjadi outsourcing sampai akhirnya devi diangkat menjadi karyawan tetap dan menikmati segala fasilitasnya telah devi jalani. Berada dibawah pengawasan dua orang atasan yang luar biasa dan diberi kesempatan untuk belajar di tempat itu menjadi bekal keterampilan devi. Belum lagi berkenalan dengan orang-orang luar biasa yang menjadi teman, tempat curhat, tempat berbagi asa dan rasa adalah catatan indah dalam hidup devi.
Setelah hampir 6 tahun devi menyadari bahwa devi tidak mungkin berada di sana selamanya. Disamping segalanya yang disebut tadi, devi tahu bukan di sana devi ingin tumbuh. Bidang itu bukan yang devi inginkan. Keinginan devi selama ini adalah bisa menekuni bidang bacaan anak. Menggelutinya sampai keinti-intinya karena devi ingin menuntaskan rasa haus dan kebahagiaan yang devi rasakan dari buku-buku itu. Jika bisa, rasanya ingin kembali meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan jika memungkinkan siapa tahu bisa jadi dosen. Dan untuk mencapai itu tidak bisa devi peroleh di tempat kerja sekarang. Setelah menimbang cukup lama, bertanya pada ayah, berkonsultasi pada seorang sahabat yang sangat mengenal devi maka keputusan itu pun devi ambil. Di tengah kebingungan devi sahabat itu menuliskan begini di satu email :
"Gua merasa pertanyaanmu sebenarnya sudah lama kamu tanyakan, beberapa kali. Tapi mungkin ada kejadian di saat ini yang bikin Devi makin "penasaran" untuk ambil resiko. Salah satunya mungkin tawaran BM. Teman gua bilang kalau apa yang kita inginkan sebenarnya sudah ada di sekitar kita tinggal bagaimana kita mau membuka hati untuk menemuinya dan menerimanya. Dia bilang gua sudah ke arah sana. Walk the talk. Gua merasa hal yang sama sudah terjadi sama Devi. Dikau sudah berada di dalamnya tetapi kadang bergeser dan ragu-ragu.
Anyway, tawaran BM itu menarik banget. Momennya kok kayak pas. Soalnya gua merasa pekerjaan Devi belakangan ini lebih fokus pada menunggu PHK daripada pengembangan diri. Abis itu terus yang diomongin sama gua. PHK gelombang satu, dua, sampe lima... hehehe. Pada saat meragu itu lalu ada jalan lain yang selama ini Devi memang di sana, bukan sesuatu yang asing apalagi aneh. Bahkan Devi berada di dunia dongeng lebih lama daripada di T*******. Pertanda apa nih?"
Disanalah titik devi memantapkan keputusan devi. Devi pun mengajukan pengunduran diri. Tidak ada penyesalan, tidak ada kesedihan, karena devi hanya ingin merengkuh cita-cita devi.
Menutup bulan itu devi mendapat kabar yang amat sangat luar biasa. Sahabat tadi memutuskan untuk menikah. Mengingat latar belakang dan segala sifat pribadinya, hal itu adalah keputusan yang mencengangkan. Tapi mendengar suaranya yang begitu antusias, membaca tulisan-tulisan serta emailnya yang ceria, devi pun dapat mengerti apa yang telah terjadi. Akhirnya ia dapat menemukan tambatan hatinya, lalu memutuskan untuk menghabiskan hari-harinya dengan laki-laki tersebut. Devi cukup mengenal sahabat devi itu, laki-laki ini pasti sudah habis-habisan diujinya, dan Alhamdulillah ia lulus sempurna. Antusiasmenya dalam menyiapkan pernikahan itu adalah bukti tak terbantahkan. Bahkan ketika tulisannya berubah dari logis analitis berbelok menjadi lebih "terdengar" personal dengan pemilihan kalimat yang tak mungkin ia pilih sebelum ini adalah gambaran paling jelas. Dan devi pun tidak bisa tidak turut merasakan kebahagiaannya. Sebagai seorang sahabat, devi hanya bisa mendoakannya dan berharap segala kebaikan untuknya.
Setelah April ditutup dengan berita yang membahagiakan di atas, devi pun siap menghadapi hari-hari mendatang dengan lebih optimis dan semangat baru juga harapan baru. Dan tak lupa tentu dengan do'a yang teriring agar selalu berada dalam lindunganNya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar