Devi dan ayah baru menyadari bahwa ternyata Qaisha termasuk anak yang tidak bisa diam. Setelah diobservasi mendalam (ehem...ehem..) ternyata ia hanya bertahan diam paling lama 15 detik itupun jika lagi nenen. Selebihnya jangan harap bisa melihat dia duduk manis. Waktu makan pun harus diiringi aksi naik turun kursi biar dia mau makan. Oma cantik yang dari Palembang juga sempat gemas melihatnya ketika berkunjung waktu lebaran kemarin. Masih mending jika Qaisha sudah bisa berjalan lurus dengan baik dan benar, tapi dia sudah terkenal dengan bayi yang tidak melihat jalan kalo lagi jalan dan lari (apa siiihhh??) alias nabrak sana sini, kesandung ini itu. Kami sepakat tiga jahitan (operasi) tampaknya hanya menunggu waktu saja...hehehe... (Amit-amit, mudah-mudahan enggak ya).
Dari umur 11 bulan Qaisha sebenernya paling takut sama ayam. Dia takut denger suara kokokan ayam yang tiba-tiba. Tapi sekarang, ga tau kenapa, dia malah paling sering ngomong ayam. Klo ayah pulang dan kita tanya itu siapa yang pulang, jawabnya ayam, klo lagi main-main sendiri tiba-tiba dia datang ke devi lalu bilang ayam, atau bahkan tidak ada apa-apa tiba-tiba satu kata itu meluncur begitu saja tanpa ada hujan atau angin.
Qaisha juga sudah pandai menggerak-gerakan tangannya untuk menunjukkan suatu binatang, seperti kelinci dengan menaruh kedua tangannya di atas kepala, meliuk-liukkan satu tangan sambil mendesis pelan untuk menunjukkan ular, berkata aum untuk harimau, puss untuk kucing, mbee untuk kambing dan mengangguk-anggukkan kepala untuk kuda (seperti orang yang lagi naik kuda maksudnya).
Keahlian mimiknya berlaku untuk ekspresi marah dengan mengeluarkan suara hmmm, mengedip-ngedipkan mata untuk mata genit, suara ehe..ehe.. untuk nangis, dan yang paling menggemaskan ekspresi gregetnya. Devi paling seneng liat dia begitu. Luchuu! Tapi paling seneng klo liat dia denger suara adzan. Dia langsung mengangkat tangan sebagai posisi berdoa lalu mengusapkan ke wajah yang berarti amin. Meskipun lagi tidur klo adzan terdengar dia langsung membuka mata dan mengangkat tangan. Kalau adzannya selesai dia balik tidur lagi deh.
Sekarang berlanjut ke cerita libur lebaran yang baru lewat ini. Idul Fitri tahun ini sebenernya biasa saja. Devi, ayah dan Qaisha hanya pergi mengunjungi embah di sunter pada hari pertama lebaran. Kami tak sempat berkunjung ke rumah oma yang di Bogor yang setiap tahun devi kunjungi waktu lebaran sebelum devi menikah. Tapi yang membuat istimewa adalah keputusan devi untuk cuti cukup lama dari seminggu sebelum lebaran dan tambahan satu hari lagi setelah cuti bersama. Total libur devi kurang lebih 2 minggu. Lumayan lama kan? Dan seluruh waktu itu devi puas-puasin main sama Qaisha. Tapi ya begitulah, kalo ada ibunya dia lebih banyak mentil (maap)...hehehe...
Maksud hati libur puasa mau masak berbagai kue, tapi cuma berjalan selama dua hari saja, selebihnya devi kurang sehat sehingga menguapkan semangat memasak devi. Tapi meski begitu,
Malam takbiran Devi, ayah dan Qaisha menghabiskan waktu dengan bermain kembang api dan main lari-larian di mesjid. Malam takbiran di kompleks rumah devi memang sudah jauh berkurang kemeriahannya dari waktu dulu devi masih kecil. Tak ada lagi orang yang keliling menabuh beduk dan meneriakkan takbir seperti dulu. Karna tahu akan sepi makanya devi sudah rencana mau bakar kembang api pas malam takbiran biar sedikit rame. Tapi kayaknya bakal lebih rame klo pasang petasan juga...hehehe..
Seperti tahun lalu devi juga tidak bisa ikut sholat Ied karena harus menunggui Qaisha. Qaisha masih belum bangun waktu eyang dan ayah siap-siap berangkat sholat Ied. Udah ketebak Qaisha bakal bangun siang karena malamnya dia kelelahan lari-larian di masjid sehabis main kembang api. So, sambil menunggu ayah dan eyang balik dari sholat Ied devi coba bangunin Qaisha. Agak-agak susah awalnya dan qaisha sempet ngambek waktu tidurnya diganggu, tapi devi punya senjata ampuh buat nenangin dia, yaitu nenen...hehehe.. Sambil nenen devi ajak ngobrol dia tentang hari apa hari itu, mau ada acara apa aja hari itu dan kenapa Qaisha harus segera siap-siap. Setelah itu devi ajak main ciluk ba. Qaisha paling seneng main ciluk ba. Meskipun lagi nangis atau lagi apa, tapi klo diajak main ciluk ba moodnya dia langsung berubah, dia langsung ketawa-ketawa memperlihatkan gigi-ginya yang semakin lengkap.
Sowan ke rumah saudara hanya kami lakukan di hari lebaran pertama saja. Hari kedua dan seterusnya kami habiskan dengan bermain-main bertiga. Selama liburan itu Qaisha juga menikmati naik delman. Kalau denger suara kerincingan delman dia akan langsung menunjuk-nunjuk keluar. Sepertinya Qaisha memang suka dengan kuda. Kalau main di tempat permainan Carefour dia pasti naik permainan kuda atau naik komidi putar. Tapi untuk naik komidi putar kita nunggu dulu ada yang mau masukin koin, jadi numpang maksudnya...hehehe...(emang dasar devi orang tua ga modal...hehehe..).
Nah di hari keempat libur lebaran kita sempet main ke PI Mall dan main di Fun World-nya.
Abis naik komidi putar, kita naik kuda yang lain. Kali ini kuda yang dinaikin gerakannya maju mundur aja. Ada dua pilihan kuda yang kecil dan yang besar. Qaisha pilih yang lebih besar dong, kan lebih menantang; menantang untuk jatuh maksudnya...hehehe... Abis itu Qaisha naik mobil pemadam kebakaran. Kali ini maksudnya supaya dia ga bolak-balik manjat mobil kebakaran itu jadi mending kita naikin ke mobil biar dia berhenti bergerak sebentar. Lanjut ke permainan berikutnya kita kembali lagi ke kuda lagi tapi kali ini saudaranya kuda yang terkenal bodoh alias keledai. Untuk yang
Mempertimbangkan tingkah Qaisha yang ga bisa diam akhirnya kita putuskan untuk melepas Qaisha di lapangan bola. Udah sejak Ramadhan kepikiran buat ngajak main Qaisha di lapangan bola dekat pasar. Kan pasti asik tuh, mau jatuh, mau guling-gulingan, mau lari-lari sok wae lah, lapangannya kan juga lumayan luas. Maka sore hari di hari kelima libur lebaran devi dan ayah akhirnya jadi juga main-main di lapangan bola itu. Syukurnya lapangan bolanya belum ada yang mainin jadi asyik lah kita bertiga main-main di lapangan berumput itu. Senang sih, tapi kita cuma sebentar karena hari sudah mulai sore dan Qaisha belum bobo siang jadi dia kelihatan ga terlalu bersemangat.
Di hari kelima libur lebaran itu paginya devi pergi menjenguk teman kuliah yang baru punya anak, Arief. Karena tak terlalu jauh devi pun membawa Qaisha. Kita berdua pergi dengan 3 orang teman kuliah devi lainnya; Tomo, Eine dan Hendriyan. Ayah tidak ikut karena mau ke dokter. Sepanjang perjalanan di angkot Qaisha hanya diam saja. Rupanya jalan-jalan dan pemandangan yang baru dilihatnya membuatnya diam dipangkuan devi. Di rumah Arief awalnya Qaisha masih malu-malu, ga mau lepas dari devi. Tapi ga berapa lama kemudian dia sudah sibuk bolak-balik lari ke ruang tamu dan kamar tempat si dedek yang baru lahir. Lalu sibuk naikin sepeda yang ada di situ. Hmm.. kayaknya untuk adabtasi tempat baru Qaisha ga butuh waktu lama. Syukurlah dia tidak termasuk anak yang terlalu pemalu.
Hari Minggu pertama setelah lebaran kita pergi ke pasar Mayestik. Karena eyang kangen sama bakso yang ada di sana, maka jadilah kami tiga genarasi -eyang, devi dan Qaisha- pergi jalan-jalan ke sana. Di bis Qaisha jatuh tertidur, bahkan ketika sampai di Mayestik pun dia masih juga tidur. Ada untungnya juga Qaisha tidur, jadi devi bisa makan. Kalo dia bangun, kita malah akan sibuk jagain dia ke sana kemari. Setelah selesai makan baru deh kita bangunin Qaisha. Awal-awalnya dia masih bingung, ga ngenalin tempat. Ga berapa lama kemudian mulai lagi deh pecicilan ke sana kemari.
Liburan yang menyenangkan! Menyenangkan karena devi bisa banyak bermain dengan Qaisha. Qaisha sudah semakin besar sekarang. Wataknya sudah mulai terlihat. Devi dan ayah mulai agak-agak kewalahan menghadapi Qaisha yang suka tiba-tiba ngambek kalau keinginannya ga diturutin. Entah sudah berapa kali dia melakukan aksi tidur di lantai Carefour atau di jalan kalau apa yang dia inginkan tidak dipenuhi. My Qaisha sudah punya keinginan sendiri. Tapi sekarang kalau diajak komunikasi dia sudah mulai mengerti. Kalau diminta melepas sepatu atau sandalnya dia sudah tahu atau minta tolong mengambilkan sesuatu dia juga sudah mengerti.
Cepat besar ya, neng. Semoga jadi anak sholeh. Doa ibu selalu buat Qaisha.
1 komentar:
waa, cup cakes nya terlihat enaaaakk. hehe. salam kenal ukhti ;)
Posting Komentar