Selasa, Juli 15, 2008

From Birthday to Wedding

Hmm... berapa lama ya ga ngisi blog ini? Kira-kira hampir 3 bulan. Padahal banyak peristiwa penting yang terjadi. Gara-garanya ga berhasil-berhasil upload foto trus jadi mutung deh. "Ngambeg" ga ngisi-ngisi blog alias jadi males. Tapi thanks to mba Wiwit yang kemarin tiba-tiba nanya alamat blognya Qaisha and sempet edit beberapa kata yang devi salah ketik, devi jadi semangat lagi update blog ini.

Dannnn inilah kisah-kisah yang terjadi sekitar 2 bulan ini... here we go!

Bulan Mei adalah bulan istimewa buat devi. Selain universary, di bulan itu Qaisha lahir di dunia. Lebih awal 2 minggu dari perkiraan dokter. Cukup mengejutkan dan sempet bikin panik karena terasa mules-mulesnya jam 2 pagi. I wasn't sure what was going on at that time. Ga yakin apakah itu tanda-tanda mau melahirkan atau hanya imajinasi saja karna sakiitnya yang timbul tenggelam. Tapi ternyata sakit perutnya semakin menjadi dan semakin sering. Langsung telpon dokter. Devi pun ga bilang mules, bilangnya sakit perut bagian bawah. Dokter Yahya yang selama ini menangani devi akhirnya menyarankan klo sakitnya udah 10 menit sekali langsung aja ke rumah sakit. Ya udah, akhirnya pagi-pagi buta jam 3 kita berangkat ke rumah sakit. Sampai di sana jam 03.30 dan langsung dibawa ke ruang bersalin.

Alhamdulillah persalinannya berjalan lancar. Ayah sempat menemani devi melalui masa-masa mulas yang luar biasa itu meskipun tak sampai akhir. Tak apa, setidaknya ayah melihat dengan kepala sendiri bagaimana seorang wanita harus melalui tahapan-tahapn luar biasa untuk menghantarkan mahluk indah ke dunia ini. Maka tak lama setelah adzan subuh berkumandang, bayi merah mungil itu lahir ke dunia. Penuh haru dan suka cita. Tak bisa dilukiskan bagaimana perasaan devi ketika itu.

Sayang devi belum mengenal IMD (Inisiasi Menyusui Dini) ketika itu, jadi Qaisha hanya sebentar diletakkan di perut devi untuk segera dibawa dan dibersihkan. Tak lama setelah itu devi mendengar ayah mengazankan Qaisha.

Hari itu menjadi hari yang luar biasa. Qaisha Fitria Sabilla menjadi kado pernikahan yang istimewa bagi devi dan ayah. Dan ketika untuk pertama kalinya Qaishan berada didalam pelukan devi dengan balutan selimut rumah sakit, ketika itulah devi merasa jadi wanita seutuhnya. Tak lagi menjadi seorang Devina sendiri, namun juga anak, adik, istri dan ibu dalam waktu yang bersamaan. Keempat peran ini sejak itu harus devi jalani dengan segala kelebihan dan kekurangan devi layaknya hamba Allah.

Devi ga bisa lupa bagaimana rasanya ketika Qaisha pertama kali menyusu pada payudara devi. Sakit, geli campur baur... hehehe.. Ga pernah kebayang deh sebelumnya. Tapi seiring berjalannya waktu devi sangat menikmatinya aktivitas luar biasa itu. Maka sejak itu, seorang malaikat kecil hadir di tengah-tengah kami, membawa kebahagiaan tersendiri. Membuat rumah menjadi lebih berwarna, menghadirkan tawa dan tangis baru serta senyum yang lebih sering terulas di wajah eyang dan pak de.

Tanggal 31 Mei 2008 kemarin ulang tahun pertama Qaisha dan tidak kami rayakan. Hanya mengirimkan sekotak nasi lemak untuk tetangga kiri kanan dan teman-teman Qaisha yang biasanya main di saung. Sebuah buku kecil terbitan KPBA menghantarkan nasi kotak tersebut sebagai tanda maksud dari kiriman tersebut.



Devi juga memesan kue dari Ira, teman kuliah yang tiba-tiba menjadi pebisnis kue yang handal. Pada hari itu Blackforest dengan wajah imut Qaisha dan tokoh Winnie the Pooh sebagai hiasannya datang ke rumah kami bersamaan dengan hadirnya saudara-saudara dan sang embah dari Sunter.


Tak banyak yang kami lakukan di hari itu, selain karena devi sibuk membantu eyang menyiapkan hantaran nasi kotak kami memang tidak menyiapkan sesuatu yang wah. Meskipun begitu, ucapan selamat yang tulus serta kado istimewa dari mbah, pak de, bu de dan sepupu-sepupu Qaisha adalah lebih dari cukup. Sayang mereka dan perhatian mereka merupakan anugrah yang tak mungkin dapat kami meminta lebih.


Menanjak ke bulan berikutnya yaitu bulan Juni. Hari istimewa di bulan Juni adalah ulang tahun eyang. Tak banyak yang bisa devi kasih ke eyang selain ucapan ulang tahun dan sebuah kado dari ayah, devi dan Qaisha. Tak lupa tentunya doa-doa devi untuk eyang setiap hari. Bertahun-tahun devi selalu merepotkan eyang, dan kini pun setelah hadir Qaisha devi masih tetap merepotkan eyang dengan meminta beliau menjaga Qaisha selama devi bekerja. Ah.. resiko devi tetap bekerja setelah memiliki anak, tetap eyang ketiban capeknya.

Di bulan itu juga ada peristiwa penting bagi devi, yaitu menikahnya teman dekat, sahabat kecil, dan tetangga tersayang; Santi. Pernikahannya sederhana dan dilangsungkan di mesjid kompleks rumah. Acara ini sangat istimewa selain karena yang menikah sahabat sendiri tapi juga karena devi banyak dilibatkan di sana. Senangnya bisa turut andil dalam peristiwa penting sahabat kita. Acara pernikahan devi juga banyak dibantu Santi yang waktu itu devi mintai tolong dengan mendadak. Pas hari H-nya devi tetap menggendong Qaisha ke mana-mana. Padahal waktu itu devi harus bergerak ke sana-kemari. Qaisha keliatan fun-fun aja. Karena acaranya di mesjid kami pun jadi banyak bermain-main di sana. Qaisha bahkan sempat tertidur pulas di mesjid dan baru terbangun ketika adzan Dzuhur dikumandangkan.


Santi is one of my dearest friend. Kami tumbuh bersama-sama. Dengannya devi berbagi cerita dan masa kanak-kanak. Santi adalah pendengar setia cerita-cerita devi dulu ketika ia belum bisa membaca. Teman bermain dan memanjat di atas pohon jambu manis dan buah seri. Usia kami terpaut tiga tahun, namun jarak yang tak jauh itu memungkin devi melihatnya tumbuh dan berkembang dari seorang anak kecil menjadi remaja lalu dewasa. Banyak hal yang telah kami bagi. Devi pernah melihatnya tertawa senang, menangis sedih, bahkan letih dalam studi dan kerjanya. Namun satu hal yang selalu devi dapat darinya adalah keceriaan dan optimisme yang tak pernah padam dari sosoknya yang sederhana.

Dan kini ia telah menemukan pendamping hidupnya dan sedang memulai kehidupan barunya. Doa devi semoga rahmat Allah selalu menyertai hari-harinya. Sebenernya agak sedih juga karena setelah menikah ia pindah ke rumahnya sendiri. Sedih juga karena ga bisa denger ketawanya yang kencang yang sampai terdengar ke rumah tetangga, atau senandung-senandung jenakanya ketika ia sedang mencuci di belakang rumahnya. Tapi kalau ingat ia sudah ada yang menjaga, menyayanginya dan membahagiakannya, rasanya devi tidak terlalu sedih lagi.

Hmm...ternyata banyak juga ya peristiwa penting yang terjadi dalam 2 bulan ini. Namun yang lebih penting lagi, dalam kesempatan menulis ini memberikan devi kesempatan untuk merenung dan melihat kembali serta lebih menghargai apa yang sudah devi miliki saat ini. Devi bersyukur sekali bahwa saat ini devi masih dikelilingi oleh orang-orang yang devi sayangi dan menyayangi devi.

Tidak ada komentar: